Minggu, 07 November 2010

5026: Tigabelas

5026: Tigabelas

Obrolan denganmu di pagi hari.

Aku:
Kamu sudah bangun ternyata
tapi otak dan hatimu masih malas utk beranjak
karena jiwa masih kelelahan dan keletihan
masih pagi, kamu ajak aku bermain kata.

Kamu:
Aku sedang tidak bermain kata
tapi dingin embun dan hangat mentari mengajak ku untuk bercerita
meski enggan, karena tiada harap
juga mengerti bahwa masih ada cinta
tapi sekali lagi lelah letih telah merampasnya.

Aku:
Bukankah justru lelah,
memberi cerah
bukankah justru letih,
membawa pasti
tidakkah kau mengerti
sudah kurubah arah kata
sudah kubelokkan pikir
karena jika terpaku
putus asa yg membelenggu.
Tapi...
kemana bajumu yang ada di lemari bajuku?

Kamu:
Ia telah menghiasi jiwa yg kelelahan dan kelatihan
mencoba berlari
untuk mencari miliknya yg hilang.

Aku:
Bukan hilang sepertinya
tapi hanya sejenak singgah
seperti kamu yang selalu berlalu
membiarkan senyum yang berubah menjadi murung.
Dimana laptopku? dimana bajumu?
karena disana aku menemukan rindu.

Kamu:
Kerinduan yg tidak pernah menemukan jawaban
karena jiwa yg yg dirindui tdk mengerti
makna sebuah kerinduan yg terlahir dari jiwa cinta.
Dan mungkin rindu pun akan meninggalkanmu.

Aku:
Sedang hari begitu cepat berpacu
tak terasa, tinggal tersisa satu minggu.
Bukan mungkin, tapi itu kepastian
karena datang dan pergi, adalah kehidupan.

Kamu:
Silih berganti siang dan malam adalah "sunnatulloh"

Aku:
Tidak bisa kita mengikat matahari yang terus berlari
jua tak sanggup bagi kita memaksa malam membuka tirai.

Kamu:
Meski bukan mimpi
karena sekedar bermimpipun itu tak mungkin.

Aku:
Lalu kemana senyum dalam mimpimu yg sempat kutahu?

Surabaya, 6 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar